About Me

My photo
Riwan Sutandi dari manna bengkulu selatan Pendidikan Sejarah UNNES(Universitas Negeri Semarang) 2012, Rombel 2 PRADA.

Blog Archive


Saturday 27 September 2014

FAKTOR INTERNAL YANG MEMPENGARUHI HASIL BELAJAR SISWA (MPS)



FAKTOR INTERNAL YANG MEMPENGARUHI HASIL BELAJAR SISWA

Disusun untuk memenuhi mata kuliah Manajemen Pembelajaran Sejarah I
Dosen Pengampu :
Ba’in

oleh :
Intan Wahyuningsih (3101412077)
Riwan Sutandi (3101412084)

Jurusan Sejarah
Fakultas Ilmu Sosial
Universitas Negeri Semarang
2014
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah syukur selalu terucap untuk Allah SWT, yang tidak pernah lelah melimpahkan nikmatnya kepada hambanya dalam menjalankan kewajibannya sebagai khalifah di bumi. Shalawat dan salam teruntuk Nabiallah Muhammad Saw., manusia biasa yang menjadi luar biasa karena kebiasaan-kebiasaannya, yang tentuya kita nantikan syafa’at nya di hari akhir kelak.

Alhamdulillah pula terucap atas terselesaikannya makalah kami yang berjudul faktor internal yang mempengaruhi hasil belajar siswa. Akhirnya, harapan kami makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan bagi penyusun pada khususnya. Dan kami sadar, tidak ada gading yang tak retak. Maka, kritik dan saran kami harapkan untuk perbaikan kami kedepan dalam menyusun makalah.


Semarang, 17 September 2014
Tim Penyusun









DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................
DAFTAR ISI........................................................................................................
BAB 1
PENDAHULUAN...............................................................................................
A. Latar Belakang.................................................................................................
B. Rumusan Masalah.............................................................................................
C. Tujuan Penulisan...............................................................................................
BAB 2
PEMBAHASAN..................................................................................................
A.    Pengertian Hasil Belajar.................................................................................
B.     Faktor Internal yang Mempengaruhi Hasil Belajar Siswa.............................
C. Bagaimana Faktor tersebut mempengaruhi ....................................................
III. PENUTUP......................................................................................................
 Kesimpulan...........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................

BAB 1
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
Belajar merupakan suatu proses yang menimbulkan terjadinya suatu perubahan atau pembaharuan dalam tingkah laku atau kecakapan dalam kehidupan. Perubahan yang terjadi itu sebagai akibat dari kegiatan belajar yang telah dilakukan individu, perubahan ini adalah hasil yang telah dicapai dari proses belajar, untuk mendapatkan hasil belajar dalam bentuk perubahan harus melalui proses tertentu yang dipengaruhi oleh faktor dari dalam individu dan luar individu, proses ini tidak dapat dilihat karena bersifat psikologis, kecuali bila terjadi dalam diri seseorang hanya dapat disimpulkan dari hasilnya yang kelihatan, karena aktifitas belajar yang telah dilakukannya.

B.     RUMUSAN MASALAH
1.      Apakah pengertian dari hasil belajar?
2.      Apa saja faktor internal yang mempengaruhi hasil belajar siswa?
3.      Bagaimana faktor internal tersebut berpengaruh bagi siswa?

C.     TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan penulisan ini adalah memberikan informasi dan pengetahuan kepada pembaca tentang faktor internal yang mempengaruhi hasil belajar serta mengapa faktor tersebut berpengaruh pada hasil belajar siswa. Tidak hanya itu, tujuan yang lain adalah untuk memenuhi tugas Manajemen Pembelajaran Sejarah I. Adapun setelah disusunnya makalah ini, kami berharap dapat bermanfaat bagi pembaca sebagaiman yang kami jadikan tujuan. Yakni memberikan informasi dan pengetahuan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa. Serta terpenuhinya tugas Manajemen Pembelajaran Sejarah I.




BAB 2
PEMBAHASAN


A.    Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki oleh peserta didik setelah ia menerima pengalaman pembelajaran. Sejumlah pengalaman yang diperoleh peserta didik mencakup ranah kognitif, afektif dan psikomotor. Hasil belajar mempunyai peranan penting dalam proses pembelajaran karena akan memberikan sebuah informasi kepada guru tentang kemajuan peserta didik dalam upaya mencapai tujuan-tujuan belajarnya melalui proses kegiatan belajar mengajar yang selanjutnya setelah mendapat informasi tersebut guru dapat menyusun dan membina kegiatan-kegiatan peserta didik lebih lanjut baik untuk individu maupun kelompok belajar. Perolehan aspek-aspek perilaku tersebut tergantung pada apa yang dipelajari oleh peserta didik. menurut Dimyati dan Mudjiono (2006) hasil belajar adalah hasil yang dicapai dalam bentuk angka-angka atau skor setelah diberikan tes hasil belajar pada setiap akhir pembelajaran. Nilai yang diperoleh siswa menjadi acuan untuk melihat penguasaan siswa dalam menerima materi pelajaran.

B.     Faktor Internal yang Mempengaruhi Hasil Belajar Siswa
Faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa dapat digolongkan menjadi dua, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Namun dalam pembahasan ini hanya mengulas mengenai faktor internal yang mempengaruhi hasil belajar siswa. Faktor internal adalah faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa yang bersumber pada diri siswa sendiri. Faktor internal terdiri dari kecerdasan siswa atau intelegensi, perhatian, bakat, minat, motivasi, kematangan, kesiapan dan kelelahan.
Untuk lebih terperinci lagi faktor internal tersebut di bagi dalam dua pembagian yaitu :
a.       Faktor Fisiologis
Faktor fisiologis merupakan faktor pengaruh dari jasmani siswa. Keadaan jasmani pada umumnya sangat memengaruhi aktivitas belajar seseorang. Kondisi fisik yang sehat dan bugar akan memberikan pengaruh positif terhadap kegiatan belajar individu. Sebaliknya, kondisi fisik yang lemah atau sakit akan menghambat tercapainya hasil belajar yang maksimal. Oleh karena itu keadaan tonus jasmani sangat memengaruhi proses belajar, maka perlu ada usaha untuk menjaga kesehatan jasmani.
Secara umum kondisi fisiologis, seperti kesehatan yang prima, tidak dalam keadaan lelah dan capek, tidak dalam keadaan cacat jasmani dan sebagainya. Hal tersebut dapat mempengaruhi siswa atau peserta didik dalam menerima materi pelajaran. Yang termasuk faktor ini antara lain: penglihatan, pendengaran, struktur tubuh dan sebagainya.

b.      Faktor Psikologis
Faktor Psikologis merupakan faktor pengaruh dari psikologi siswa dalam perkembangan, perbedaan individu, pengukuran, belajar maupum motivasi siswa tersebut. Jelas setiap individu dalam hal ini siswa atau peserta didik pada dasarnya memiliki kondisi psikologis yang berbeda-beda, tentunya hal ini turut mempengaruhi hasil belajarnya. Beberapa faktor psikologis meliputi intelegensi (IQ), perhatian, minat, bakat, motif, motivasi, sikap dan daya nalar bagaimana peserta didik tersebut berfikir, ingatan, pengamatan.
Untuk faktor psikologis yang meliputi beberapa hal tersebut dijelaskan sebagai berikut :
a.)    Intelegensi (IQ)
Intelegensi atau kecerdasan siswa adalah kecakapan yang terdiri dari tiga jenis yaitu kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan kedalam situasi baru dengan cepat dan efektif, mengetahui atau konsep-konsep yang abstrak secara efektif, mengetahui relasi dan mempelajarinya dengan cepat. Intelegensi besar pengaruhnya terhadap kemajuan belajar dalam situasi yang sama, siswa yang mempunyai tingkat intelegensi yang rendah.
Pada umumnya kecerdasan diartikan sebagai kemampuan psiko-fisik  dalam mereaksikan rangsaganan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan melalui cara yang tepat. Dengan dmikian, kecerdasan bukan hanya berkaitan dengan kualitas otak saja, tetapi juga organ-organ tubuh lainnya. Namun bila dikaitkan dengan kecerdasan, tentunya otak merupakan organ yang penting dibandingkan organ yang lain, karena fungsi otak itu sebagai organ pengendali tertinggi (executive control) dari hamper seluruh aktivitas manusia.
Setiap orang memiliki tingkat IQ yang berbeda-beda. Seseorang yang memiliki IQ 110 - 140 dapat digolongkan cerdas, dan yang memiliki IQ 140 ke atas tergolong jenius. Golongan ini mempunyai potensi untuk dapat menyelesaikan pendidikan di Perguruan Tinggi. Seseorang yang memiliki IQ kurang dari 90 tergolong lemah mental, mereka inilah yang banyak mengalami kesulitan belajar. Karena hal tersebut intelegensi atau kecerdasan siswa juga berpengaruh pada proses dan hasil belajar.

b.)    Perhatian
Penjelasan menganai perhatian dari siswa, tentulah dapat diterima bahwa subjek didik yang memberikan perhatian intensif dalam belajar akan memetik hasil yang lebih baik. Perhatian intensif ditandai oleh besarnya kesadaran yang menyertai aktivitas belajar. Perhatian intensif subjek didik ini dapat dieksloatasi sedemikian rupa melalui strategi pembelajaran tertentu, seperti menyediakan material pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan subjek didik, menyajikan material pembelajaran dengan teknik-teknik yang bervariasi dan kreatif, seperti bermain peran (role playing), debat dan sebagainya.
Strategi pembelajaran seperti ini juga dapat memancing perhatian yang spontan dari subjek didik. Perhatian yang spontan dimaksudkan adalah perhatian yang tidak disengaja, alamiah, yang muncul dari dorongan-dorongan untuk mengetahui sesuatu, seperti kecendrungan untuk mengetahui apa yang terjadi di balik keributan di samping rumah, dan lain-lain. Beberapa hasil penelitian psikologi menunjukkan bahwa perhatian spontan cendrung menghasilkan ingatan yang lebih lama dan intensif dari pada perhatian yang disengaja.

c.)    Minat
Penjelasan selanjutnya adalah minat dari siswa atau peserta didik itu sendiri. Secara sederhana, minat (interest) berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Menurut Reber Syah, minat bukanlah istilah yang popular dalam psikologi disebabkan ketergantungannya terhadap berbagai faktor internal lainnya, seperti pemusatan perhatian, keingintahuan, moativasi, dan kebutuhan.
Namun lepas dari kepopulerannya, minat sama halnya dengan kecerdasan dan motivasi, karena memberi pengaruh terhadap aktivitas belajar, ia akan tidak bersemangat atau bahkan tidak mau belajar. Oleh karena itu, dalam konteks belajar di kelas, seorang guru atau pendidik lainnya perlu membangkitkan minat siswa agar tertarik terhadap materi pelajaran yang akan dihadapainya atau dipelajaranya.
Untuk membangkitkan minat belajar tersebut, banyak cara yang bisa digunakan. Antara lain, pertama, dengan membuat materi yang akan dipelajari semenarik mungkin dan tidak membosankan, baik dari bentuk buku materi, desain pembelajaran yang membebaskan siswa mengeksplor apa yang dipelajari, melibatkan seluruh domain belajar siswa (kognitif, afektif, psikomotorik) sehingga siswa menjadi aktif, maupun performansi guru yang menarik saat mengajar. Kedua, pemilihan jurusan atau bidang  studi. Dalam hal ini, alangkah baiknya jika jurusan atau bidang studi dipilih sendiri oleh siswa sesuai dengan minatnya.
d.)   Bakat
Faktor psikologis lain yang memengaruhi proses belajar adalah bakat. Secara umum, bakat (aptitude) didefinisikan sebagai kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang. Berkaitan dengan belajar, Slavin (1994) mendefinisikan bakat sebagai kemampuan umum yang dimilki seorang siswa untuk belajar.Dengan demikian, bakat adalah kemampuan seseorang menjadi salah satu komponen yang diperlukan dalam proses belajar seseorang. Apabila bakat seseorang sesuai dengan bidang yang sedang dipelajarinya, maka bakat itu akan mendukung proses belajarnya sehingga kemungkinan besar ia akan berhasil.
Pada dasarnya setiap orang mempunyai bakat atau potensi untuk mencapai prestasi belajar sesuai dengan kemampuannya masing-masing. Karena itu, bakat juga diartikan sebagai kemampuan dasar individu untuk melakukan tugas tertentu tanpa tergantung upaya pendidikan dan latihan. Individu yang telah mempunyai bakat tertentu, akan lebih mudah menyerap informasi yang berhubungan dengan bakat yang dimilikinya. Misalnya, siswa yang berbakat dibidang bahasa akan lebih mudah mempelajari bahasa-bahasa yang lain selain bahasanya sendiri.
Karena belajar juga dipengaruhi oleh potensi yang dimilki setiap individu, maka para pendidik, orangtua, dan guru perlu memerhatikan dan memahami bakat yang dimilki oleh anaknya atau peserta didiknya, anatara lain dengan mendukung, ikut mengembangkan, dan tidak memaksa anak untuk memilih jurusan yang tidak sesuai dengan bakatnya.

e.)    Motif
Motif adalah keadaan dalam diri subjek didik yang mendorongnya untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu. Motif boleh jadi timbul dari rangsangan luar, seperti pemberian hadiah bila seseorang dapat menyelesaikan satu tugas dengan baik. Motif semacam ini sering disebut motif ekstrensik. Tetapi tidak jarang pula motif tumbuh di dalam diri subjek didik sendiri yang disebut motif intrinsik. Misalnya, seorang subjek didik gemar membaca karena dia memang ingin mengetahui lebih dalam tentang sesuatu.
Dalam konteks belajar, motif intrinsik tentu selalu lebih baik, dan biasanya berjangka panjang. Tetapi dalam keadaan motif intrinsik tidak cukup potensial pada subjek didik, pendidik perlu menyiasati hadirnya motif-motif ekstrinsik. Motif ini, umpamanya, bisa dihadirkan melalui penciptaan suasana kompetitif di antara individu maupun kelompok subjek didik. Suasana ini akan mendorong subjek didik untuk berjuang atau berlomba melebihi yang lain.Namun demikian, pendidik harus memonitor suasana ini secara ketat agar tidak mengarah kepada hal-hal yang negatif.
Motif ekstrinsik bisa juga dihadirkan melalui siasat “self competition”, yakni menghadirkan grafik prestasi individual subjek didik. Melalui grafik ini, setiap subjek didik dapat melihat kemajuan-kemajuannya sendiri. Dan sekaligus membandingkannya dengan kemajuan yang dicapai teman-temannya. Dengan melihat grafik ini, subjek didik akan terdorong untuk meningkatkan prestasinya supaya tidak berada di bawah prestasi orang lain.

f.)     Motivasi
Motivasi adalah salah satu faktor yang mempengaruhi keefektifan kegiatan belajar siswa. Motivasilah yang mendorong siswa ingin melakukan kegiatan belajar. Para ahli psikologi mendefinisikan motivasi sebagai proses di dalam diri individu yang aktif, mendorong, memberikan arah, dan menjaga perilaku setiap saat. Motivasi juga diartikan sebagai pengaruh kebutuhan-kebutuhan dan keinginan terhadap intensitas dan arah perilaku seseorang.
Dari segi sumbernya motivasi dibagi menjadi dua, yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah semua faktor yang berasal dari dalam diri individu dan memberikan dorongan untuk melakukan sesuatu. Seperti seorang siswa yang gemar membaca, maka ia tidak perlu disuruh-suruh untuk membaca, karena membaca tidak hanya menjadi aktifitas kesenangannya, tapi bisa jadi juga telah mejadi kebutuhannya. Dalam proses belajar, motivasi intrinsik memiliki pengaruh yang efektif, karena motivasi intrinsik relatif lebih lama dan tidak tergantung pada motivasi dari luar(ekstrinsik).
Menurut Arden N. Frandsen (Hayinah, 1992), yang termasuk dalam motivasi intrinsik untuk belajar anatara lain adalah:
a.       Dorongan ingin tahu dan ingin menyelidiki dunia yang lebih luas.
b.      Adanya sifat positif dan kreatif yang ada pada manusia dan keinginan untuk maju.
c.       Adanya keinginan untuk mencapai prestasi sehingga mendapat dukungan dari orang-orang penting, misalkan orang tua, saudara, guru, atau teman-teman, dan lain sebaginya.
d.      Adanya kebutuhan untuk menguasai ilmu atau pengetahuan yang berguna bagi dirinya, dan lain-lain.
Motivasi ekstrinsik adalah faktor yang datang dari luar diri individu tetapi memberi pengaruh terhadap kemauan untuk belajar. Seperti pujian, peraturan, tata tertib, teladan guru, orang tua, dan lain sebagainya. Kurangnya respons dari lingkungan secara positif akan mempengaruhi semangat belajar seseorang menjadi lemah.

g.)    Sikap
Dalam proses belajar, sikap individu dapat memengaruhi keberhasilan proses belajarnya. Sikap adalah gejala internal yang mendimensi afektif berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespons dangan cara yang relative tetap terhadap obyek, orang, peristiwa dan sebaginya, baik secara positif maupun negatif.
Sikap siswa dalam belajar dapat dipengaruhi oleh perasaan senang atau tidak senang pada performan guru, pelajaran, atau lingkungan sekitarnya. Dan untuk mengantisipasi munculnya sikap yang negatif dalam belajar, guru sebaiknya berusaha untuk menjadi guru yang professional dan bertanggungjawab terhadap profesi yang dipilihnya. Dengan profesionalitas, seorang guru akan berusaha memberikan yang terbaik bagi siswanya, berusaha mengembangkan kepribadian sebagai seorang guru yang empati, sabar, dan tulus kepada muridnya, berusaha untuk menyajikan pelajaran yang dia punya dengan baik dan menarik sehingga membuat siswa dapat mengikuti pelajaran dengan senang dan tidak menjemukan, meyakinkan siswa bahwa bidang studi yang dipelajari bermanfaat bagi diri siswa.

h.)    Berfikir
Definisi yang paling umum dari berfikir adalah berkembangnya ide dan konsep di dalam diri seseorang. Perkembangan ide dan konsep ini berlangsung melalui proses penjalinan hubungan antara bagian-bagian informasi yang tersimpan di dalam diri seseorang yang berupa pengertian-perngertian. Dari gambaran ini dapat dilihat bahwa berfikir pada dasarnya adalah proses psikologis dengan tahapan-tahapan berikut : (1) pembentukan pengertian, (2) penjalinan pengertian-pengertian, dan (3) penarikan kesimpulan.
Kemampuan berfikir pada manusia alamiah sifatnya. Manusia yang lahir dalam keadaan normal akan dengan sendirinya memiliki kemampuan ini dengan tingkat yang reletif berbeda. Jika demikian, yang perlu diupayakan dalam proses pembelajaran adalah mengembangkan kemampuan ini, dan bukannya melemahkannya. Para pendidik yang memiliki kecendrungan untuk memberikan penjelasan yang “selengkapnya” tentang satu material pembelajaran akan cendrung melemahkan kemampuan subjek didik untuk berfikir. Sebaliknya, para pendidik yang lebih memusatkan pembelajarannya pada pemberian pengertian-pengertian atau konsep-konsep kunci yang fungsional akan mendorong subjek didiknya mengembangkan kemampuan berfikir mereka. Pembelajaran seperti ni akan menghadirkan tentangan psikologi bagi subjek didik untuk merumuskan kesimpulan-kesimpulannya secara mandiri.


i.)      Ingatan
Secara teoritis, ada 3 aspek yang berkaitan dengan berfungsinya ingatan, yakni pertama menerima  kesan, kedua menyimpan kesan, dan yang ketiga adalah memproduksi kesan. Mungkin karena fungsi-fungsi inilah, istilah “ingatan” selalu didefinisikan sebagai kecakapan untuk menerima, menyimpan dan mereproduksi kesan. Kecakapan merima kesan sangat sentral peranannya dalam belajar. Melalui kecakapan inilah, subjek didik mampu mengingat hal-hal yang dipelajarinya.
Dalam konteks pembelajaran, kecakapan ini dapat dipengaruhi oleh beberapa hal, di antaranya teknik pembelajaran yang digunakan pendidik. Teknik pembelajaran yang disertai dengan penampilan bagan, ikhtisar dan sebagainya kesannya akan lebih dalam pada subjek didik. Di samping itu, pengembangan teknik pembelajaran yang mendayagunakan “titian ingatan” juga lebih mengesankan bagi subjek didik, terutama untuk material pembelajaran berupa rumus-rumus atau urutan-urutan lambang tertentu. Contoh dalam pelajaran sejarah seperti mengingat nama-nama pahwalan dari mana asal pahlawan tersebut dan apa saja jasanya pada Negara Kesatuan Republik Indonesia ini, setiap siswa atau peserta didik pasti memiliki cara mengingat dan menghafal hal tersebut dengan cara mereka sendiri-sendiri. Ada yang memang benar-benar sekedar mengingat dan ada pula yang benar-benar paham sejarahnya sehingga ingatan tersebut akan kuat jika suatu saat harus dimunculkan. Sedangkan jika hanya sekedar menghafal pasti juga akan lebih mudah untuk melupakan apa yang telah dipelajari oleh peserta didik.

j.)      Pengamatan
Pengamatan adalah cara pengenalan dunia oleh subjek didik melalui penglihatan, pendengaran, perabaan, pembauan dan pengecapan. Pengamatan merupakan gerbang bagi masuknya pengaruh dari luar ke dalam individu subjek didik, dan karena itu pengamatan penting artinya bagi pembelajaran.
Untuk kepentingan pengaturan proses pembelajaran, para pendidik perlu memahami keseluruhan modalitas pengamatan tersebut, dan menetapkan secara analitis manakah diantara unsur-unsur modalitas pengamatan itu yang paling dominan peranannya dalam proses belajar. Kalangan psikologi tampaknya menyepakati bahwa unsur lainnya dalam proses belajar. Dengan kata lain, perolehan informasi pengetahuan oleh subjek didik lebih banyak dilakukan melalui penglihatan dan pendengaran.
Dalam sejarah sendiri dapat dicontohkan dengan belajar secara langsung di lapangan seperti mendatangi museum dan belajar sejarahnya atau ke candi-candi dan situs-situs bersejarah. Selain itu dalam pengamatan juga dapat mengunakan media visual seperti video mengenai sejarah atau menonton film-film yang bersejarah lalu peserta didik atau siswa mampu mengambil pelajaran dari cerita sejarah tersebut.

C.     Bagaimana faktor internal tersebut berpengaruh bagi siswa
Faktor internal memang sangat berpengaruh bagi siswa. Seperti dijelaskan di faktor internal Fisiolokis dan Psikologis dimana faktor Fisiolokis yang terdiri dari Penglihatan, Pendengaran, dan Postur Tubuh hal ini sangat berpengaruh, bagaimana? Dimulai dari faktor Fisiolokis, jika penglihatannya kurang baik pada siswa tersebut maka siswa tersebut akan susah dalam memperhatikan apa yang ditulis ataupun slide yang ditampilkan di power point gurunya dan hal ini menghambat siswa tersebut dalam menangkap pelajaran yang disampaikan, begitupun dengan pendengaran dan postur tubuh. Untuk faktor internal psikologis juga berpengaruh yang terdiri dari IQ, minat, cara berfikir, pengamatan, ingatan dll. Hal itu sudah dijelaskan di pembahasan faktor Psikologis di atas.














PENUTUP

Kesimpulan
Perkembangan siswa dalam mengikuti Pembelajaran ada banyak faktor yang dapat mempengaruhinya, baik faktor dari dalam diri (internal) maupun dari luar (Ekternal). Kedua faktor tersebut sangat berpengaruh, di makalah ini membahas tentang Faktor Internal yang mempengaruhi hasil belajar siswa. Faktor internal yang terdiri dari Fiskiologis dan Psikologis dimana dari faktor-faktor tersebut mempunyai atau terdiri dari bagian-bagian tersendiri seperti Fisik yang terdiri dari penglihatan,pendengaran,dan masih banyak yg lain dan Psikologis terdiri dari IQ, minat, cara berpikir, pengamatan dll dimana hal-hal tersebut jika ada yang kurang akan menjadi sangat berpengaruh dari hasil belajar siswa. Selain peran guru faktor internal juga harus di perhatikan oleh seorang guru guna perkembangan hasil belajar siswa tersebut menjadi lebih baik.






DAFTAR PUSTAKA

Rifa’i, A dan Catharina T.A., 2012. Psikologi Pendidikan. Semarang: Universitas Negeri Semarang
Syah Muhibbin, 2008. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Slameto, 2003. Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta
Nana Syaodih Sukmadinata, 2007. Lansadan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: Rosda

Abdil Rahman Sholeh, 2008. Psikologi Suatu Pengantar Dalam Perspektif Islam, Jakarta: Recana

PRADA (PENDIDIKAN SEJARAH ROMBEL DUA) 2012




NO NIM Nama 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
1 3101412053 MIFTAH ULZANAH
2 3101412054 DYAH SETYORINI
3 3101412056 SULTHON MUZAKI
4 3101412058 AKHMAD ALBAR
5 3101412059 PRITA WULANDARI
6 3101412060 DITA DESIANA SAPUTRI
7 3101412061 TRI MAHENI
8 3101412063 DENI HANGYALESI
9 3101412064 ETY SAPUTRI
10 3101412065 YANRIKA ROSSIANA
11 3101412066 ABDURAHMAN KHUBAIB
12 3101412067 ILONA MARVELIANI IKA PUTRI
13 3101412068 REZA RAFII FADILAH
14 3101412069 LUTFI ARIF WICAKSONO
15 3101412070 YOKO SUPRIYANTO
16 3101412071 ARDITYA RACHMAN
17 3101412072 NUR HIKMAH
18 3101412074 SYAIFUL YUHDI
19 3101412075 ARDHIAN RAMADHANY
20 3101412076 AKHMAD ZULIYANTO
21 3101412077 INTAN WAHYUNINGSIH
22 3101412078 EKO SUNARWAN WAHYU N
23 3101412079 SITI RAHMAWTI
24 3101412080 RIZKI AMALIYAH
25 3101412081 WAHYUNI
26 3101412082 AKMALIA ROSYANDA
27 3101412083 AMINATUL FITRIAH
28 3101412084 RIWAN SUTANDI
29 3101412085 FITRIA SUSILOWATI
30 3101412086 MUSONEF
31 3101412088 IRNAWATI
32 3101412090 IMA FITRIASYA
33 3101412091 DEDI ARLIYANTO WIBOWO
34 3101412093 EXSAN ALI SETYONUGROHO
35 3101412094 MUADIBUSSIBYAN
36 3101412096 AHMAD SYAEFUDIN
37 3101412097 AMIN NUROHIM
38 3101412098 BUDIONO
39 3101412099 MUHAMMAD KHOIRUL AMRI
40 3101412100 N. MARISQA APRILIANI


HERI MULADI




4 SISWA SMPN 9 KAUR MEWAKILI KAB.KAUR DI IGORNAS TINGKAT PROVINSI BENGKULU

Siswa SMPN 9 Kaur kembali menorehkan prestasi di Kabupaten Kaur. Kegiatan IGORNAS yang akan diselenggarakan dari tanggal 22 Nove...