About Me

My photo
Riwan Sutandi dari manna bengkulu selatan Pendidikan Sejarah UNNES(Universitas Negeri Semarang) 2012, Rombel 2 PRADA.

Blog Archive


Monday 25 February 2019

Sejarah Desa Tumbuk Tebing, Bengkulu Selatan


Sejarah Desa Tumbuk Tebing
    Pada zaman dahulu sekitar tahun 1800an,di sebelah selatan tumbuk tebing saat itu terdapat sebuah dusun”pagar gading”.Di dusun tersebut terdapat sebuah tempat gelanggang tempat orang menyambung ayam(Tengkok-an).tempat ini semakin hari semakin ramai dikunjungi orang yang datangnya dari berbagai daerah termasuk dari daerah rejang dan pasmah.Di dusun ini lahir seorang pemuda yang gagah perkasa dan gadis yang cantik jelita.Pemuda tersebut bernama Gendurat dan gadis tersebut bernama Mendin yang keduanya ini adalah kakak beradik.
     Pada suatu hari,datang dua orang pemuda dari daerah rejang dengan tujuan tidak lain untuk menyambung ayam.Kedua pemuda ini membawa dua ekor ayam yang tak pernah terkalahkan di daerahnya.
     Hari demi hari di dalam perjalanan,pada akhirnya mereka menemukan desa yang sangat asing.Yang ditemuai adalah sebuah daerah yang hampir tidak ada datarnya,yang ditemui adalah tebing dan lembah dan pada akhirnya tibalah mereka di dusun pagar gading.Setelah berbincang antara pendatang dan penduduk asli ,dan tiap orang yang datang selalu membawa cerita yang sama tentang daerah ini”tetumbuk dengan tebing”sehingga lama kelamaan melekatlah di hati masyarakat baik penduduk maupun pendatang “tumbuk tebing”.
     Dan pada akhirnya masyarakat dusun pagar gading dan dusun sekitarnya yaitu dusun padangan,dusun cugung karat dan tanjung alam mulai berangsur-angsur pindah membuat rumah di tumbuk tebing dan pada akhirnya menjadi sebuah dusun seperti pada saat ini.





Sejarah perkembangan desa
Tahun
Kejadian yang baik
Kejadian yang buruk
1962

1965

1970-1977

1977-1979

1979-1986

1986-1987

1987-1990

1990-1992

2000

1992-2001

2001-2002

2002-2004

2004-2007

2007-2013

2013-2019






Pesta Demokrasi (Siakim)

PJS (Dulsahat)

Pesta demokasi (Mersit)

PJS (Hartudi)

Pesta Demokrasi (Imam)

PJS (Tasa)



Pesta Demokrasi (Efendi)

PJS (Azibun)

Pesta Demokrasi (Senapi)

PJS (Aludin)

Pesta Demokrasi (Pandri As)

Pesta Demokrasi (Pandri As)
Kemarau panjang

Huru hara politik













Musibah gempa bumi










Sumber:
1.   Buku sejarah Desa Tumbuk Tebing
2.   Perangkat Desa
3.   Warga desa

Penulis: Puja dan Dona
Guru Pengampu: Riwan Sutandi

Asal Mula Desa Muara Payang, Bengkulu Selatan


ASAL MULA DESA MUARA PAYANG
         Penduduk desa Muara Payang berasal dari beberapa daerah yang berbeda-beda,dimana mayoritas penduduknya yang paling dominan berasal dari desa Nengkayau,Dusun Tinggi,dan Lubuk Panggung sebagai penduduk tertua. Adapun sebagian besar sebagai suku serawai dan sebagian lagi dari masyarakat pendatang. Agama yang dianut sebagian besar agama Islam ada juga yang menganut agama Kristen.

         Desa Muara Payang bermula  tahun 1920 dengan datangnya sekelompok masyarakat yang dari tiga dusun yaitu dusun Nangkayau,Lubuk Panggung,dan Rantau Kandis. Pada zaman Belanda asal usul desa dinamakan desa Muara Payang tersebut dikarenakan ada pohon kephayang yang besar hidup di Muara Jangkang Bersinggar Dua. Dengan bergabung nya tiga desa sumbai,Jumlah penduduk desa Muara Payang kira-kira berjumlah 30 jiwa dan sepuluh rumah dengan jumlah 10 KK.

         Pada tahun 1925 dengan adanya penduduk yang semakin besar maka kemudian di bentuk Depati hingga tahun 1930,yang pada saat itu dipimpin oleh JENAMUN. Depati kedua di jabat oleh TERASIP yang mana pada tahun 1930 terjadi kebakaran hutan lahan. Muara Payang melakukan pemilihan Depati ketiga yaitu dijabat oleh SA’IT tahun 1930. Pada tahun yang sama ada perpindahan sekitar 8 kepala keluarga ke Tanjung Agung yang ingin membuat desa dengan nama Muara Pinang,sebutan Muara Pinang karena banyak pohon pinang. Sedangkan Tanjung Agung berasal dari Tanjung Besar dari Air Pulutan sampai keSawah Lebar  Banding Ulak Pajar Bulan. Pada tahun 1970 masyarakat desa Muara Payang memilih depati yang ke 4 dan terpilih saudara Bakrim. Di masa jabatannya dibangun sebuah sekolah. Pada tahun 1975 di adakan pemilihan kepala desa pertama,pada saat itu kepala desa dijabat oleh BUYUNG SAHARI,kepala desa kedua dijabat oleh MAULNA,pada masa jabatan kepala desa kedua dibangun balai desa. Tahun  1980 diadakan pemilihan kepala desa ketiga dan yang terpilih saudara DURMAN. Pada masa jabatannya desa Muara Payang mendapat bantuan dari dinas sosial berupa kambing,itik,dan selanjutnya mendapat IDT dan BRDP. Pada tahun 1998 kepala desa diganti oleh bapak RISWAN masa kepemimpinan hingga tahun 2004,pada masa jabatannya dibangun sltp. Pada tahun 2004 terjadi pemilihan kepala desa,pada saat itu kepala desa di jabat oleh IMIN TARLIAN. Pada masa kepemimpinannya selama dua tahun enam bulan,kemudian Muara Payang pecah menjadi dua desa yaitu desa Tanjung Agung yang pada masa itu jumlah penduduk desa Muara Payang 1578 jiwa dan 294 rumah. Pada tahun 2010 diadakan pemilihan kepala desa dan terpilihlah saudara MUBIN yang menjabat hingga kini.


PENULIS:YULIA FRANSISKA DAN TRI WAHYUNI
SUMBER:DEVI SULASTRI
Guru Pengampu: Riwan Sutandi

Sejarah Desa Tanjung Raman, Bengkulu Selatan


Sejarah Desa Tanjung Raman
.  

Pada tahun 1928 yang bermula dari kesepakatan 3 dusun yang berada di seberang air bengkenang tepatnya di area persawahan dan perkebunan rakyat saat ini yaitu dusun segarau, dusun talang deghian, dan dudun batu rajau. Yang mana ketiga dudun tersebut mengadakan musyawarah untuk pindah dan bersatu menjadi sebuah desa. Mengingat letak ketiga dusun jauh dari akses jalan raya sehingga setiap tamu yang akan berkunjung dusun tersebut harus menyeberangi sungai air bengkenang.
Setelah terjadi kesepakatan antara tiga dusun tersebut maka di utuslah beberapa orang untuk bertapa  (bersemedi) di tempat yang kemungkinan nantinya dapat di hunu. Hingga akhirnya di temukanlah lokasi atau tempat pemukiman baru yaitu di tanah marga Lubuk Sirih. Dan seterusnya para tertua dusun bersepakat untuk mengambil tiga buah batu yang diambil dari masing-masing dusun untuk di tanam ke tempat lokasi bersemedi sebelumnya itu dengan membuat perjanjian bahwasanya anak cucu dan keturunan ketiga dusun tersebut tidak boleh nyanting (berpacaran) apalagi melakukan perkawinan antar tiga dusun tersebut. Dan ketiga dusun tersebut bersepakat akan bersatu dan menjadi sebuah desa yang bernama desa Tanjung Raman.

Kejadian desa Tanjung Raman
 TAHUN
KEJADIAN YANG BAIK
KEJADIAN YANG BURUK
1928
Bersatunya ketiga dusun yaitu Dusun Segarau, Dusun Batu Rajau, Dusun Talang Deghian. Menjadi sebuah desa yaitu bernama Desa Tanjung Raman.

1929
Terbentuknya Desa Tanjung Raman menjadi bagian dari Desa Kecamatan atau Widana Kecamatan Manna dengan terpilihnya saudara Mentiring sebagai kepala desa pertama.

1930
Masyarakat secara swadaya bergotong royong membangun surau /masjid sebagai tempat ibadah desa Tanjung Raman.

1936
Dilakukan pemilihan kepala desa yang ke dua dengan terpilihnya saudara Jamar sebagai kepala desa.

1944
Dilakukan pemilihan kepala desa yang ke tiga dengan terpilihnya saudara Ruajib.
Timbulnya penyakit atom atau kusta yang banyak menyerang masyarakat.
1953
Dilakukan pemilihan kepala desa yang ke empat Kenarib.

1961
Dilakukan pemilihan kepala desa yang ke lima dengan terpilihnya saudara Wayim.
Terjadinya kemarau panjang selama dua tahun berturut-turut sehingga masyarakat kekurangan makanan sehingga masyarakat mengkonsumsi makanan Gadung (ubi Hutan) yang getahnya beracun.
1971
Dilakukan pemilihan kepala desa ke enam dengan terpilihnya saudara Tupang Abidin.

1976
Dilakukan pemilihan kepala desa yang ke tujuh dengan terpilihnya saudara lantang sebagai kepala desa.

1978
Masyarakat secara gotong-royong dan swadaya pembangunan jembatan gantung penghubung akses desa menuju area persawahan dan perkebunan milik masyarakat.

1989
Dibangunya jembatan gantung permanen yang dibangun dari dana PDT sebesar 160.000,-

1999
Dilakukan pemilihan kepala desa yang ke delapan dengan terpilihnya saudara mengkerim.
Terjadinya gempa bumi dalam skala besar sehingga mengakibatkan banyak rumah penduduk serta fasilitas desa hancur.
2003
Dilakukan pemilihan kepala desa ke sembilan dengan terpilihnya saudara Salihin.

2004
Memenangkan lomba desa tingkat kabupaten sebagai juara 2 serta dibangunya jalan sentra produksi sepanjang 700 m dari dinas pertanian.

2005
Mendapatkan bantuan KUBE berupa ternak sapi sebanyak 35 ekor, dari dinas sosial provinsi dan di bagikan kepada 5 kelompok serta di bangunya saluran drainase di lingkungan desa sepanjang 500 m dari dana swadaya.
Mengakibatkan putusnya jembatan gantung dan lahan pertanian masyarakat menjadi rusak.
2008
Dilakukan pemilihan kepala desa yang ke 10 dengan terpilihnya saudara Bayusman yang menjabat selama dua periode sampai sekarang.

2009
Program p2DTK pertama kali masuk ke desa Tanjung Raman dengan di bangunya 15 unit jamban keluarga dan pembangunan kantor desa dari dana APBD.

2010
Pembangunan saluran drainse 400 m dari dana program P2DTK antar desa serta sertifikat tanah perumahan 50 persil gratis dari BPN.

2011
1.    pembangunan saluran irigasi tersier dari dinas pertanian di persawahan segarau sepanjang 80 m.
2.    pembangunan poskesdes dari dinas kesehatan 1 unit di susun 1
3.    peningkatan badan jalan menjadi lapen di susun 1 sepanjang 300 m dari dinas PU kabupaten.

2012
Pembangunan jalan sentra produksi sepanjang 1.500 m dari PNPM integrasi.

2013
1.    Pembangunan embung airdi area persawahan dari dinas pertanian sepanjang 1.500 m dari PNPM MPd sepanjang 558.5 M.
2.    Pembangunan embung air dan saluran irigasi dari PNPM MPd sepanjang 558.5 M.


Sumber :Buku desa tanjung raman
Kepala desa tanjung raman

Di susun oleh:
1.       Genda Apreza
2.       Memet Erin Eriza

Guru Pengampu: Riwan Sutandi


Asal Mula Desa Tanjung Aur, Bengkulu Selatan


                Asal Mula Desa Tanjung Aur


        Desa Tanjung Aur adalah nama suatu desa di wilayah paling timur di kecamatan Bunga Mas kabupaten Bengkulu Selatan. Desa ini merupakan salah satu desa yang berbatasan langsung dengan desa Lubuk Ladung kecamatan Kedurang Ilir kabupaten Bengkulu Selatan serta dibatasi dengan sungai air kedurang . posisi desa Tanjung Aur tepat pada muara sungai,dan terkenal dengan Tanjung Aur Muara Kedurang.
        Pada zaman dahulu kala hiduplah enam kepala keluarga yaitu sering dipanggil dengan sebutan bapak Kutung atau Ramwun,bapak Say,bapak Masui,bapak Bendarijat,bapak Darul,dan bapak Salna. Mereka tinggal di suatu tempat yang menjorok ke arah laut dan muara atau tanjungan (Cukawur) dan dikelilingi bambu aur duri. Mereka berpikir bambu itu akan melindungi dari bahaya,dan akhirnya mereka sepakat untuk menamakan desa itu Tanjung Aur.      
        Pada sekitar tahun 1935 mereka sepakat untuk turun kebawah dan mendirikan desa yang baru tetapi dekat dengan desa yang mereka tinggalkan. Didesa yang sebelumnya mereka tinggal dalam satu kelompok,berbeda dengan desa yang sekarang mereka tinggal terpisah-pisah tapi mereka tetap satu desa. Tanjung Aur kedatangan penduduk baru yang dipanggil dengan sebutan pak Jabalan,tetapi pak Jabalan tidak langsung tinggal didesa Tanjung Aur melainkan tinggal di perbatasan desa tanjung mulyo yang berbatasan dengan desa padang jawi tepat disebelah desa Tanjung Aur atau dinamakan dengan desa Tambak Tulang. Dinamakan Tambak Tulang karena dulu disana banyak terdapat tulang belulang yang menutupi tempat pembuangan air,sehingga membentuk genangan air itulah yang dinamakan Tambak Tulang. pak  Jabalan adalah orang yang suka mencuri atau bahasa daerahnya adalah Mujarau,oleh sebab itu dia memilih Tambak Tulang untuk bersembunyi dari masyarakat. Dia mencuri untuk makan sehari-hari,karena dia malas untuk mencari makan dari bertani atau berkebun. Setelah beberapa lama pak jabalan tinggal di Tambak Tulang datanglah orang yang bernama pak Juntawun,dia adalah orang yang kuat sehingga dia di percayai untuk memimpin Tambak Tulang.
        Seiring berjalan nya waktu akhirnya pak Jabalan dan pak Juntawun memilih untuk tinggal di desa Tanjung Aur. Setelah pak Jabalan dan pak Juntawun datanglah pak Cawup dan tiga rekannya yang berasal datang  Sabakas  kemudian ke Talang Randai barulah ke desa Tanjung Aur. Tujuan mereka datang bukanlah untuk mencuri seperti yang dilakukan pak Jabalan melainkan untuk bertani atau berkebun. setelah sekitar dua tahun mereka menetap,akhirnya satu persatu dari mereka sepakat untuk pulang ketempat tinggal mereka. Sedangkan pak Jabalan dan pak Juntawun tidak pergi dari desa Tanjung Aur karena mereka tidak mempunyai tempat tinggal yang menetap.
         Setelah semua penduduk desa telah mendirikan rumah dibawah atau didesa yang sekarang,datanglah Jepang ke desa Tanjung Aur. Jepang datang ke Tanjung Aur bukanlah untuk mengganggu masyarakat setempat melainkan untuk melawan Belanda. Jepang membuat beberapa benteng pertahanan untuk melawan pasukan Belanda, seperti terowongan yang ada di dekat Cukawur dan jembatan lama yang sekarang sudah tidak dipakai lagi. Mereka membuat itu meminta bantuan dari masyarakat,tetapi jepang tidak lah semena-mena memperlakukan masyarakat sehingga masyarakat masih menerima perlakuan jepang.
         Seiring berjalan nya waktu penduduk Tanjung Aur bertambah banyak,maka terbentuklah pemerintahan desa. Tetapi desa Tanjung Aur belum memiliki kepala desa melainkan bergabung dengan desa Padang Jawi. Tetapi masyarakat berpikir untuk berurusan sangat lah jauh dan akhirnya mereka sepakat memilih kepala desa.
Urutan kepemimpinan:
1.    Tahun 1964 kepala desa pertama sdr.SAIBUL
2.    Tahun 1977 pemerintahan PJS Sdr.BASRUN
3.    Tahun 1979 dijabat oleh sdr.MAHARDIN
4.    Tahun 1989 Pemerintahan PJS sdr.ABDUL HADI
5.    Tahun 1991 dijabat oleh sdr.BAHIRMAN
6.    Tahun 2004 dijabat oleh sdri.ERNANI
7.    Tahun 2008 diteruskan oleh sdr.TAUFIK SUGIARTO
8.    Dan sekarang dijabat oleh SOHERMAN
Itulah sejarah singkat desa Tanjung Aur apabila ada kesalahan saya mohon maaf.
Sumber:BUKU SEJARAH DESA TANJUNG
AUR, PERANGKAT DESA TANJUNG AUR.

Penulis: BEBY CANTIKA SARI
Guru Pengampu: Riwan Sutandi

   

4 SISWA SMPN 9 KAUR MEWAKILI KAB.KAUR DI IGORNAS TINGKAT PROVINSI BENGKULU

Siswa SMPN 9 Kaur kembali menorehkan prestasi di Kabupaten Kaur. Kegiatan IGORNAS yang akan diselenggarakan dari tanggal 22 Nove...