FAKTOR INTERNAL YANG
MEMPENGARUHI HASIL BELAJAR SISWA
Disusun untuk memenuhi mata kuliah Manajemen Pembelajaran Sejarah
I
Dosen Pengampu :
Ba’in
oleh :
Intan Wahyuningsih (3101412077)
Riwan Sutandi (3101412084)
Jurusan Sejarah
Fakultas Ilmu Sosial
Universitas Negeri
Semarang
2014
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah syukur
selalu terucap untuk Allah SWT, yang tidak pernah lelah melimpahkan nikmatnya
kepada hambanya dalam menjalankan kewajibannya sebagai khalifah di bumi.
Shalawat dan salam teruntuk Nabiallah Muhammad Saw., manusia biasa yang menjadi
luar biasa karena kebiasaan-kebiasaannya, yang tentuya kita nantikan syafa’at
nya di hari akhir kelak.
Alhamdulillah pula terucap
atas terselesaikannya makalah kami yang berjudul faktor internal yang
mempengaruhi hasil belajar siswa. Akhirnya, harapan kami makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan bagi penyusun pada khususnya. Dan kami
sadar, tidak ada gading yang tak retak. Maka, kritik dan saran kami harapkan
untuk perbaikan kami kedepan dalam menyusun makalah.
Semarang, 17 September
2014
Tim Penyusun
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR..........................................................................................
DAFTAR ISI........................................................................................................
BAB 1
PENDAHULUAN...............................................................................................
A. Latar
Belakang.................................................................................................
B. Rumusan
Masalah.............................................................................................
C. Tujuan Penulisan...............................................................................................
BAB 2
PEMBAHASAN..................................................................................................
A. Pengertian Hasil Belajar.................................................................................
B. Faktor Internal yang Mempengaruhi Hasil Belajar Siswa.............................
C. Bagaimana Faktor tersebut mempengaruhi ....................................................
III. PENUTUP......................................................................................................
Kesimpulan...........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Belajar merupakan suatu proses yang
menimbulkan terjadinya suatu perubahan atau pembaharuan dalam tingkah laku atau
kecakapan dalam kehidupan. Perubahan yang terjadi itu sebagai akibat dari
kegiatan belajar yang telah dilakukan individu, perubahan ini adalah hasil yang
telah dicapai dari proses belajar, untuk mendapatkan hasil belajar dalam bentuk
perubahan harus melalui proses tertentu yang dipengaruhi oleh faktor dari dalam
individu dan luar individu, proses ini tidak dapat dilihat karena bersifat
psikologis, kecuali bila terjadi dalam diri seseorang hanya dapat disimpulkan
dari hasilnya yang kelihatan, karena aktifitas belajar yang telah dilakukannya.
B. RUMUSAN MASALAH
1.
Apakah pengertian dari hasil
belajar?
2.
Apa saja faktor internal
yang mempengaruhi hasil belajar siswa?
3.
Bagaimana faktor internal
tersebut berpengaruh bagi siswa?
C. TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan penulisan ini adalah memberikan
informasi dan pengetahuan kepada pembaca tentang faktor internal yang
mempengaruhi hasil belajar serta mengapa faktor tersebut berpengaruh pada hasil
belajar siswa. Tidak hanya itu, tujuan yang lain adalah untuk memenuhi tugas
Manajemen Pembelajaran Sejarah I. Adapun setelah disusunnya makalah ini, kami
berharap dapat bermanfaat bagi pembaca sebagaiman yang kami jadikan tujuan.
Yakni memberikan informasi dan pengetahuan tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi hasil belajar siswa. Serta terpenuhinya tugas Manajemen
Pembelajaran Sejarah I.
BAB 2
PEMBAHASAN
A. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar adalah kemampuan yang
dimiliki oleh peserta didik setelah ia menerima pengalaman pembelajaran.
Sejumlah pengalaman yang diperoleh peserta didik mencakup ranah kognitif,
afektif dan psikomotor. Hasil belajar mempunyai peranan penting dalam proses
pembelajaran karena akan memberikan sebuah informasi kepada guru tentang
kemajuan peserta didik dalam upaya mencapai tujuan-tujuan belajarnya melalui
proses kegiatan belajar mengajar yang selanjutnya setelah mendapat informasi
tersebut guru dapat menyusun dan membina kegiatan-kegiatan peserta didik lebih
lanjut baik untuk individu maupun kelompok belajar. Perolehan aspek-aspek
perilaku tersebut tergantung pada apa yang dipelajari oleh peserta didik. menurut
Dimyati dan Mudjiono (2006)
hasil belajar adalah hasil yang dicapai dalam bentuk angka-angka atau skor
setelah diberikan tes hasil belajar pada setiap akhir pembelajaran. Nilai yang
diperoleh siswa menjadi acuan untuk melihat penguasaan siswa dalam menerima
materi pelajaran.
B. Faktor Internal yang Mempengaruhi Hasil Belajar Siswa
Faktor yang mempengaruhi hasil belajar
siswa dapat digolongkan menjadi dua, yaitu faktor internal dan faktor
eksternal. Namun dalam pembahasan ini hanya mengulas mengenai faktor internal
yang mempengaruhi hasil belajar siswa. Faktor internal adalah faktor yang
mempengaruhi hasil belajar siswa yang bersumber pada diri siswa sendiri. Faktor
internal terdiri dari kecerdasan siswa atau intelegensi, perhatian, bakat,
minat, motivasi, kematangan, kesiapan dan kelelahan.
Untuk lebih terperinci lagi faktor
internal tersebut di bagi dalam dua pembagian yaitu :
a.
Faktor Fisiologis
Faktor fisiologis merupakan faktor pengaruh dari jasmani siswa. Keadaan jasmani pada umumnya sangat memengaruhi
aktivitas belajar seseorang. Kondisi fisik yang sehat dan bugar akan memberikan
pengaruh positif terhadap kegiatan belajar individu. Sebaliknya, kondisi fisik
yang lemah atau sakit akan menghambat tercapainya hasil belajar yang maksimal.
Oleh karena itu keadaan tonus jasmani sangat memengaruhi proses belajar, maka
perlu ada usaha untuk menjaga kesehatan jasmani.
Secara umum kondisi fisiologis, seperti kesehatan yang prima,
tidak dalam keadaan lelah dan capek, tidak dalam keadaan cacat jasmani dan sebagainya.
Hal tersebut dapat mempengaruhi siswa atau peserta didik dalam menerima materi
pelajaran. Yang termasuk faktor ini antara lain: penglihatan,
pendengaran, struktur tubuh dan sebagainya.
b.
Faktor Psikologis
Faktor Psikologis merupakan faktor pengaruh dari psikologi siswa dalam
perkembangan, perbedaan individu, pengukuran, belajar maupum motivasi siswa
tersebut. Jelas setiap
individu dalam hal ini siswa atau peserta didik pada dasarnya
memiliki kondisi psikologis yang berbeda-beda, tentunya hal ini turut
mempengaruhi hasil belajarnya. Beberapa faktor psikologis meliputi intelegensi
(IQ), perhatian, minat, bakat, motif, motivasi, sikap dan daya nalar bagaimana peserta
didik tersebut berfikir, ingatan, pengamatan.
Untuk faktor psikologis yang meliputi beberapa hal tersebut
dijelaskan sebagai berikut :
a.) Intelegensi (IQ)
Intelegensi atau kecerdasan siswa adalah kecakapan yang terdiri
dari tiga jenis yaitu kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan kedalam
situasi baru dengan cepat dan efektif, mengetahui atau konsep-konsep yang
abstrak secara efektif, mengetahui relasi dan mempelajarinya dengan cepat.
Intelegensi besar pengaruhnya terhadap kemajuan belajar dalam situasi yang sama,
siswa yang mempunyai tingkat intelegensi yang rendah.
Pada umumnya kecerdasan diartikan sebagai kemampuan
psiko-fisik dalam mereaksikan
rangsaganan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan melalui cara yang tepat.
Dengan dmikian, kecerdasan bukan hanya berkaitan dengan kualitas otak saja,
tetapi juga organ-organ tubuh lainnya. Namun bila dikaitkan dengan kecerdasan,
tentunya otak merupakan organ yang penting dibandingkan organ yang lain, karena
fungsi otak itu sebagai organ pengendali tertinggi (executive control) dari
hamper seluruh aktivitas manusia.
Setiap orang memiliki tingkat IQ yang berbeda-beda. Seseorang yang
memiliki IQ 110 - 140 dapat digolongkan cerdas, dan yang memiliki IQ 140 ke
atas tergolong jenius. Golongan ini mempunyai potensi untuk dapat menyelesaikan
pendidikan di Perguruan Tinggi. Seseorang yang memiliki IQ kurang dari 90
tergolong lemah mental, mereka inilah yang banyak mengalami kesulitan belajar.
Karena hal tersebut intelegensi atau kecerdasan siswa juga berpengaruh pada
proses dan hasil belajar.
b.) Perhatian
Penjelasan menganai perhatian dari siswa, tentulah dapat diterima
bahwa subjek didik yang memberikan perhatian intensif dalam belajar akan
memetik hasil yang lebih baik. Perhatian intensif ditandai oleh besarnya
kesadaran yang menyertai aktivitas belajar. Perhatian intensif subjek didik ini
dapat dieksloatasi sedemikian rupa melalui strategi pembelajaran tertentu,
seperti menyediakan material pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan subjek
didik, menyajikan material pembelajaran dengan teknik-teknik yang bervariasi
dan kreatif, seperti bermain peran (role playing), debat dan sebagainya.
Strategi pembelajaran seperti ini juga dapat memancing perhatian
yang spontan dari subjek didik. Perhatian yang spontan dimaksudkan adalah perhatian
yang tidak disengaja, alamiah, yang muncul dari dorongan-dorongan untuk
mengetahui sesuatu, seperti kecendrungan untuk mengetahui apa yang terjadi di
balik keributan di samping rumah, dan lain-lain. Beberapa hasil penelitian
psikologi menunjukkan bahwa perhatian spontan cendrung menghasilkan ingatan
yang lebih lama dan intensif dari pada perhatian yang disengaja.
c.) Minat
Penjelasan selanjutnya adalah minat dari siswa atau peserta didik
itu sendiri. Secara sederhana, minat (interest) berarti kecenderungan dan
kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Menurut
Reber Syah, minat bukanlah istilah yang popular dalam psikologi disebabkan
ketergantungannya terhadap berbagai faktor internal lainnya, seperti pemusatan
perhatian, keingintahuan, moativasi, dan kebutuhan.
Namun lepas dari kepopulerannya, minat sama halnya dengan
kecerdasan dan motivasi, karena memberi pengaruh terhadap aktivitas belajar, ia
akan tidak bersemangat atau bahkan tidak mau belajar. Oleh karena itu, dalam
konteks belajar di kelas, seorang guru atau pendidik lainnya perlu
membangkitkan minat siswa agar tertarik terhadap materi pelajaran yang akan
dihadapainya atau dipelajaranya.
Untuk membangkitkan minat belajar tersebut, banyak cara yang bisa
digunakan. Antara lain, pertama, dengan membuat materi yang akan dipelajari
semenarik mungkin dan tidak membosankan, baik dari bentuk buku materi, desain
pembelajaran yang membebaskan siswa mengeksplor apa yang dipelajari, melibatkan
seluruh domain belajar siswa (kognitif, afektif, psikomotorik) sehingga siswa
menjadi aktif, maupun performansi guru yang menarik saat mengajar. Kedua,
pemilihan jurusan atau bidang studi.
Dalam hal ini, alangkah baiknya jika jurusan atau bidang studi dipilih sendiri
oleh siswa sesuai dengan minatnya.
d.) Bakat
Faktor psikologis lain yang memengaruhi proses belajar adalah
bakat. Secara umum, bakat (aptitude) didefinisikan sebagai kemampuan potensial
yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang.
Berkaitan dengan belajar, Slavin (1994) mendefinisikan bakat sebagai kemampuan
umum yang dimilki seorang siswa untuk belajar.Dengan demikian, bakat adalah
kemampuan seseorang menjadi salah satu komponen yang diperlukan dalam proses
belajar seseorang. Apabila bakat seseorang sesuai dengan bidang yang sedang
dipelajarinya, maka bakat itu akan mendukung proses belajarnya sehingga
kemungkinan besar ia akan berhasil.
Pada dasarnya setiap orang mempunyai bakat atau potensi untuk
mencapai prestasi belajar sesuai dengan kemampuannya masing-masing. Karena itu,
bakat juga diartikan sebagai kemampuan dasar individu untuk melakukan tugas
tertentu tanpa tergantung upaya pendidikan dan latihan. Individu yang telah
mempunyai bakat tertentu, akan lebih mudah menyerap informasi yang berhubungan
dengan bakat yang dimilikinya. Misalnya, siswa yang berbakat dibidang bahasa
akan lebih mudah mempelajari bahasa-bahasa yang lain selain bahasanya sendiri.
Karena belajar juga dipengaruhi oleh potensi yang dimilki setiap
individu, maka para pendidik, orangtua, dan guru perlu memerhatikan dan
memahami bakat yang dimilki oleh anaknya atau peserta didiknya, anatara lain
dengan mendukung, ikut mengembangkan, dan tidak memaksa anak untuk memilih
jurusan yang tidak sesuai dengan bakatnya.
e.) Motif
Motif adalah keadaan dalam diri subjek didik yang mendorongnya
untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu. Motif boleh jadi timbul dari
rangsangan luar, seperti pemberian hadiah bila seseorang dapat menyelesaikan
satu tugas dengan baik. Motif semacam ini sering disebut motif ekstrensik.
Tetapi tidak jarang pula motif tumbuh di dalam diri subjek didik sendiri yang
disebut motif intrinsik. Misalnya, seorang subjek didik gemar membaca karena
dia memang ingin mengetahui lebih dalam tentang sesuatu.
Dalam konteks belajar, motif intrinsik tentu selalu lebih baik,
dan biasanya berjangka panjang. Tetapi dalam keadaan motif intrinsik tidak
cukup potensial pada subjek didik, pendidik perlu menyiasati hadirnya
motif-motif ekstrinsik. Motif ini, umpamanya, bisa dihadirkan melalui
penciptaan suasana kompetitif di antara individu maupun kelompok subjek didik.
Suasana ini akan mendorong subjek didik untuk berjuang atau berlomba melebihi
yang lain.Namun demikian, pendidik harus memonitor suasana ini secara ketat
agar tidak mengarah kepada hal-hal yang negatif.
Motif ekstrinsik bisa juga dihadirkan melalui siasat “self
competition”, yakni menghadirkan grafik prestasi individual subjek didik.
Melalui grafik ini, setiap subjek didik dapat melihat kemajuan-kemajuannya
sendiri. Dan sekaligus membandingkannya dengan kemajuan yang dicapai
teman-temannya. Dengan melihat grafik ini, subjek didik akan terdorong untuk
meningkatkan prestasinya supaya tidak berada di bawah prestasi orang lain.
f.) Motivasi
Motivasi adalah salah satu faktor yang mempengaruhi keefektifan
kegiatan belajar siswa. Motivasilah yang mendorong siswa ingin melakukan
kegiatan belajar. Para ahli psikologi mendefinisikan motivasi sebagai proses di
dalam diri individu yang aktif, mendorong, memberikan arah, dan menjaga
perilaku setiap saat. Motivasi juga diartikan sebagai pengaruh
kebutuhan-kebutuhan dan keinginan terhadap intensitas dan arah perilaku
seseorang.
Dari segi sumbernya motivasi dibagi menjadi dua, yaitu motivasi
intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah semua faktor yang
berasal dari dalam diri individu dan memberikan dorongan untuk melakukan
sesuatu. Seperti seorang siswa yang gemar membaca, maka ia tidak perlu
disuruh-suruh untuk membaca, karena membaca tidak hanya menjadi aktifitas
kesenangannya, tapi bisa jadi juga telah mejadi kebutuhannya. Dalam proses
belajar, motivasi intrinsik memiliki pengaruh yang efektif, karena motivasi
intrinsik relatif lebih lama dan tidak tergantung pada motivasi dari
luar(ekstrinsik).
Menurut Arden N. Frandsen (Hayinah, 1992), yang termasuk dalam
motivasi intrinsik untuk belajar anatara lain adalah:
a.
Dorongan ingin tahu dan
ingin menyelidiki dunia yang lebih luas.
b.
Adanya sifat positif dan
kreatif yang ada pada manusia dan keinginan untuk maju.
c.
Adanya keinginan untuk mencapai
prestasi sehingga mendapat dukungan dari orang-orang penting, misalkan orang
tua, saudara, guru, atau teman-teman, dan lain sebaginya.
d.
Adanya kebutuhan untuk
menguasai ilmu atau pengetahuan yang berguna bagi dirinya, dan lain-lain.
Motivasi ekstrinsik adalah faktor yang datang dari luar diri
individu tetapi memberi pengaruh terhadap kemauan untuk belajar. Seperti
pujian, peraturan, tata tertib, teladan guru, orang tua, dan lain sebagainya.
Kurangnya respons dari lingkungan secara positif akan mempengaruhi semangat belajar
seseorang menjadi lemah.
g.) Sikap
Dalam proses belajar, sikap individu dapat memengaruhi
keberhasilan proses belajarnya. Sikap adalah gejala internal yang mendimensi
afektif berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespons dangan cara yang
relative tetap terhadap obyek, orang, peristiwa dan sebaginya, baik secara
positif maupun negatif.
Sikap siswa dalam belajar dapat dipengaruhi oleh perasaan senang
atau tidak senang pada performan guru, pelajaran, atau lingkungan sekitarnya.
Dan untuk mengantisipasi munculnya sikap yang negatif dalam belajar, guru
sebaiknya berusaha untuk menjadi guru yang professional dan bertanggungjawab
terhadap profesi yang dipilihnya. Dengan profesionalitas, seorang guru akan
berusaha memberikan yang terbaik bagi siswanya, berusaha mengembangkan
kepribadian sebagai seorang guru yang empati, sabar, dan tulus kepada muridnya,
berusaha untuk menyajikan pelajaran yang dia punya dengan baik dan menarik
sehingga membuat siswa dapat mengikuti pelajaran dengan senang dan tidak
menjemukan, meyakinkan siswa bahwa bidang studi yang dipelajari bermanfaat bagi
diri siswa.
h.) Berfikir
Definisi yang paling umum dari berfikir adalah berkembangnya ide
dan konsep di dalam diri seseorang. Perkembangan ide dan konsep ini berlangsung
melalui proses penjalinan hubungan antara bagian-bagian informasi yang
tersimpan di dalam diri seseorang yang berupa pengertian-perngertian. Dari
gambaran ini dapat dilihat bahwa berfikir pada dasarnya adalah proses
psikologis dengan tahapan-tahapan berikut : (1) pembentukan pengertian, (2)
penjalinan pengertian-pengertian, dan (3) penarikan kesimpulan.
Kemampuan berfikir pada manusia alamiah sifatnya. Manusia yang
lahir dalam keadaan normal akan dengan sendirinya memiliki kemampuan ini dengan
tingkat yang reletif berbeda. Jika demikian, yang perlu diupayakan dalam proses
pembelajaran adalah mengembangkan kemampuan ini, dan bukannya melemahkannya.
Para pendidik yang memiliki kecendrungan untuk memberikan penjelasan yang
“selengkapnya” tentang satu material pembelajaran akan cendrung melemahkan
kemampuan subjek didik untuk berfikir. Sebaliknya, para pendidik yang lebih
memusatkan pembelajarannya pada pemberian pengertian-pengertian atau
konsep-konsep kunci yang fungsional akan mendorong subjek didiknya mengembangkan
kemampuan berfikir mereka. Pembelajaran seperti ni akan menghadirkan tentangan
psikologi bagi subjek didik untuk merumuskan kesimpulan-kesimpulannya secara
mandiri.
i.)
Ingatan
Secara teoritis, ada 3 aspek yang berkaitan dengan berfungsinya
ingatan, yakni pertama menerima kesan,
kedua menyimpan kesan, dan yang ketiga adalah memproduksi kesan. Mungkin karena
fungsi-fungsi inilah, istilah “ingatan” selalu didefinisikan sebagai kecakapan
untuk menerima, menyimpan dan mereproduksi kesan. Kecakapan merima kesan sangat
sentral peranannya dalam belajar. Melalui kecakapan inilah, subjek didik mampu
mengingat hal-hal yang dipelajarinya.
Dalam konteks pembelajaran, kecakapan ini dapat dipengaruhi oleh
beberapa hal, di antaranya teknik pembelajaran yang digunakan pendidik. Teknik
pembelajaran yang disertai dengan penampilan bagan, ikhtisar dan sebagainya
kesannya akan lebih dalam pada subjek didik. Di samping itu, pengembangan
teknik pembelajaran yang mendayagunakan “titian ingatan” juga lebih mengesankan
bagi subjek didik, terutama untuk material pembelajaran berupa rumus-rumus atau
urutan-urutan lambang tertentu. Contoh dalam pelajaran sejarah seperti
mengingat nama-nama pahwalan dari mana asal pahlawan tersebut dan apa saja
jasanya pada Negara Kesatuan Republik Indonesia ini, setiap siswa atau peserta
didik pasti memiliki cara mengingat dan menghafal hal tersebut dengan cara
mereka sendiri-sendiri. Ada yang memang benar-benar sekedar mengingat dan ada
pula yang benar-benar paham sejarahnya sehingga ingatan tersebut akan kuat jika
suatu saat harus dimunculkan. Sedangkan jika hanya sekedar menghafal pasti juga
akan lebih mudah untuk melupakan apa yang telah dipelajari oleh peserta didik.
j.)
Pengamatan
Pengamatan adalah cara pengenalan dunia oleh subjek didik melalui penglihatan,
pendengaran, perabaan, pembauan dan pengecapan. Pengamatan merupakan gerbang
bagi masuknya pengaruh dari luar ke dalam individu subjek didik, dan karena itu
pengamatan penting artinya bagi pembelajaran.
Untuk kepentingan pengaturan proses pembelajaran, para pendidik
perlu memahami keseluruhan modalitas pengamatan tersebut, dan menetapkan secara
analitis manakah diantara unsur-unsur modalitas pengamatan itu yang paling
dominan peranannya dalam proses belajar. Kalangan psikologi tampaknya menyepakati
bahwa unsur lainnya dalam proses belajar. Dengan kata lain, perolehan informasi
pengetahuan oleh subjek didik lebih banyak dilakukan melalui penglihatan dan
pendengaran.
Dalam sejarah sendiri dapat dicontohkan dengan belajar secara
langsung di lapangan seperti mendatangi museum dan belajar sejarahnya atau ke
candi-candi dan situs-situs bersejarah. Selain itu dalam pengamatan juga dapat
mengunakan media visual seperti video mengenai sejarah atau menonton film-film
yang bersejarah lalu peserta didik atau siswa mampu mengambil pelajaran dari
cerita sejarah tersebut.
C. Bagaimana faktor internal tersebut berpengaruh bagi siswa
Faktor internal memang sangat
berpengaruh bagi siswa. Seperti dijelaskan di faktor internal Fisiolokis dan
Psikologis dimana faktor Fisiolokis yang terdiri dari Penglihatan, Pendengaran,
dan Postur Tubuh hal ini sangat berpengaruh, bagaimana? Dimulai dari faktor
Fisiolokis, jika penglihatannya kurang baik pada siswa tersebut maka siswa
tersebut akan susah dalam memperhatikan apa yang ditulis ataupun slide yang
ditampilkan di power point gurunya dan hal ini menghambat siswa tersebut dalam
menangkap pelajaran yang disampaikan, begitupun dengan pendengaran dan postur
tubuh. Untuk faktor internal psikologis juga berpengaruh yang terdiri dari IQ,
minat, cara berfikir, pengamatan, ingatan dll. Hal itu sudah dijelaskan di
pembahasan faktor Psikologis di atas.
PENUTUP
Kesimpulan
Perkembangan siswa dalam mengikuti Pembelajaran ada banyak faktor
yang dapat mempengaruhinya, baik faktor dari dalam diri (internal) maupun dari
luar (Ekternal). Kedua faktor tersebut sangat berpengaruh, di makalah ini
membahas tentang Faktor Internal yang mempengaruhi hasil belajar siswa. Faktor
internal yang terdiri dari Fiskiologis dan Psikologis dimana dari faktor-faktor
tersebut mempunyai atau terdiri dari bagian-bagian tersendiri seperti Fisik
yang terdiri dari penglihatan,pendengaran,dan masih banyak yg lain dan
Psikologis terdiri dari IQ, minat, cara berpikir, pengamatan dll dimana hal-hal
tersebut jika ada yang kurang akan menjadi sangat berpengaruh dari hasil
belajar siswa. Selain peran guru faktor internal juga harus di perhatikan oleh
seorang guru guna perkembangan hasil belajar siswa tersebut menjadi lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Rifa’i, A dan Catharina
T.A., 2012. Psikologi Pendidikan.
Semarang: Universitas Negeri Semarang
Syah Muhibbin, 2008. Psikologi
Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Slameto, 2003. Belajar dan Faktor-faktor Yang
Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta
Nana
Syaodih Sukmadinata, 2007. Lansadan Psikologi Proses Pendidikan.
Bandung: Rosda
Abdil Rahman Sholeh, 2008. Psikologi
Suatu Pengantar Dalam Perspektif Islam, Jakarta: Recana